INNOCENT… Hanya sebuah kata tak bermakna. Menurut anda, bukan kami. Bagi kami, Innocent amatlah bermakna. Bahkan tanpa deretan huruf itu, hidup kami bukanlah apa-apa.
Berawal dari sebuah kisah pencarian jati diri kami saat pertama kali menggunakan seragam putih abu-abu. Masih awal, segalanya jauh dari bayangan kami. Saat itu, 30 kepala berada dalam satu ruangan dan hanya teman satu almamater putih-biru yang kita kenal, yang berbeda, kita tak tahu siapa mereka. Masih tak peduli, sama sekali tak tertarik bergabung sama lain. Namun, setelah itu, hanya butuh beberapa hari, kami merasakan satu hal yang mungkin pernah dirasakan orang lain di dunia ini. Bahwa kami –SALING MEMBUTUHKAN-. Tersadar bahwa 3 tahun kami akan bersama, 3 tahun akan saling menatap dan berbicara, 3 tahun akan mencinta *ini apaan sih lebeh banget*. Setelah itu, segalanya merubah kami. Kami menjadi satu, menjadi kuat, dan bergizi *yaiyadong, kelasnya deket kantin*. Segala hal yang kami lalui membuat kami merasakan pahit getirnya hidup dengan seragam putih abu-abu ini.
Setengah tahun berlalu, tepat di awal semester dua, anggota geng rusuh kami bertambah satu. Kami memanggilnya, Cullen. Selang setengah tahun, anggota kami pun bertambah satu lagi, Raja Gombal. Saat itu, kami sempat berharap setiap setengah tahun sekali, anggota kami akan terus bertambah. Namun ternyata, takdir berkata lain, sampai detik ini, kami masih 32. Kami masih “INNOCENT yang Berjaya”. Dan kami harap, setengah tahun lagi, kami pun akan keluar dengan toga di kepala, dengan jumlah tiga puluh dua. Kami pun berharap, hanya ada satu Innocent di dunia ini, Innocent yang mampu mewarnai uniknya dunia di SMANSABARA. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar